Tapakbatas.com– Debat kandidat Pilgub Sulsel kembali berlangsung panas saat Danny Pomanto memberikan teguran keras kepada rivalnya, Andi Sudirman Sulaiman.
Dalam sesi yang berlangsung di Hotel Claro, Makassar, Minggu (10/11/2024), keduanya terlibat adu argumen sengit terkait isu ekonomi dan ketimpangan sosial.
Saat membahas pertumbuhan ekonomi dan realisasi anggaran, Andi Sudirman melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Danny Pomanto semasa menjabat Wali Kota Makassar.
Ia menuding bahwa realisasi anggaran Kota Makassar tahun 2021 hanya mencapai 75%, yang menurutnya mencerminkan lemahnya tata kelola ekonomi di bawah kepemimpinan Danny.
“Kota Makassar, kakanda yang saya cintai. Tahun 2021, realisasi belanja hanya 75%. Tahun berikutnya 75% lagi, sementara kami di provinsi selalu di atas 90%. Kenapa bisa seperti itu?” ungkap Andi, dalam upayanya untuk mempertanyakan kredibilitas pengelolaan anggaran Danny.
Namun, Danny Pomanto tidak tinggal diam. Merasa data yang disampaikan Andi tidak akurat, ia langsung memberikan respons keras.
Danny menegaskan bahwa rendahnya realisasi anggaran pada tahun tersebut merupakan dampak dari kebijakan nasional terkait pandemi COVID-19, yang memaksa pemerintah daerah untuk merealokasi anggaran demi pemulihan ekonomi.
“Saya kira data bapak salah lagi. Generazio itu menurun, Pak. Dari 0,39 menjadi 0,37. Silakan cek, jangan paballe-balle (berbohong)! Data harus dihafal,” tegas Danny, seraya meminta Andi untuk lebih teliti dalam menggunakan data.
Danny juga memaparkan keberhasilan Kota Makassar dalam menurunkan angka pengangguran. Menurutnya, tingkat pengangguran di Makassar berhasil ditekan dari 17% menjadi 9,7% pada tahun 2024.
Dia menyatakan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari program ekonomi mikro, termasuk inisiatif Lorong Wisata, yang turut berperan dalam mengurangi ketimpangan ekonomi.
Adu Data yang Semakin Memanas
Sesi debat semakin memanas saat Andi kembali mempertanyakan rasio ketimpangan ekonomi, atau generazio, yang menurutnya tidak sebanding dengan penurunan angka pengangguran.
Namun, Danny sekali lagi menepis tuduhan tersebut dan memastikan bahwa angka ketimpangan ekonomi di Makassar sudah menurun, menjadi bukti efektifnya program yang ia terapkan.
“Semakin kecil generazio, semakin baik kota itu. Kami pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 8,79% sebelum COVID-19. Jika diberi kesempatan memimpin Sulsel, Insyaallah pertumbuhan bisa tembus 7%,” jelas Danny penuh optimisme.
Meski perdebatan berlangsung panas, sesi debat ini membuka pandangan publik terhadap visi ekonomi kedua kandidat.
Sementara Andi Sudirman menitikberatkan kritik pada masalah ketimpangan dan pengelolaan anggaran, Danny lebih berfokus pada pencapaian Makassar dalam hal pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran.
Perdebatan ini mengungkapkan sisi kompetitif kedua kandidat, memberikan gambaran siapa yang lebih siap memimpin Sulsel di masa depan.
Editor : Darwis
Follow Berita Tapakbatas.com di Google News