Tapakbatas.com- Aroma permainan kotor mulai tercium di Pilkada Barru, Sulawesi Selatan.
Tim relawan pasangan calon Aras-Aska (ARASKA) dikabarkan menjadi korban intimidasi brutal, memicu keresahan di kalangan pendukung.
Peristiwa ini diduga terkait dengan upaya pihak tertentu untuk melemahkan kampanye ARASKA yang kian kuat di lapangan.
Salah satu relawan ARASKA, berinisial FR, mengaku telah dibuntuti oleh dua pria tak dikenal yang diduga melakukan aksi teror terhadapnya saat memasang alat peraga kampanye.
“Mereka berboncengan, satu orang berambut plontos, dan yang lain berambut panjang. Saya merasa diikuti sejak memasang alat peraga,” ungkap FR dalam laporan resminya.
Tim pemenangan ARASKA tidak tinggal diam. Juru bicara tim, Hamka Hakim, mengutuk keras aksi intimidasi ini dan memastikan laporan telah diajukan kepada pihak kepolisian dan Bawaslu.
“Dugaan intimidasi ini sudah kami serahkan kepada Polres Barru dan Bawaslu. Kami percayakan proses hukum berjalan untuk mengungkap siapa dalang di balik teror ini,” tegas Hamka saat ditemui di posko kemenangan ARASKA, Rabu (18/9/24).
Desakan dari masyarakat agar tim ARASKA mengambil langkah tegas semakin menguat.
Beberapa kelompok relawan bahkan meminta tim untuk bergerak sendiri dalam mencari pelaku. Namun, Hamka menegaskan bahwa pihaknya tetap memilih jalur hukum demi menjaga Pilkada tetap damai dan tertib.
“Relawan dan tim kami banyak didorong untuk mengambil tindakan sendiri, tapi kami sepakat bahwa semua harus melalui proses hukum. Kami tidak ingin terprovokasi, fokus kami tetap pada kampanye yang beretika,” lanjut Hamka.
Dalam situasi yang semakin memanas ini, Hamka menegaskan bahwa tim ARASKA akan tetap fokus pada sosialisasi program dan visi-misi pasangan Aras-Aska.
“Kami tidak akan terintimidasi. Kampanye kami adalah untuk membangun Barru, bukan untuk mencari kekuasaan melalui cara-cara kotor,” ujarnya dengan tegas.
Sementara itu, proses hukum sudah mulai berjalan. Tim hukum ARASKA telah dimintai keterangan oleh aparat, termasuk Aditya, pengacara tim yang aktif mengawal kasus ini.
“Penyelidikan sudah masuk tahap permintaan keterangan saksi, termasuk dari tim hukum kami,” jelas Hamka.
Kasus dugaan intimidasi ini menjadi perhatian publik, apalagi di tengah suasana Pilkada yang seharusnya berjalan damai dan penuh sportivitas.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai identitas pelaku, namun tekanan agar polisi segera bertindak terus meningkat.
Pilkada Barru yang awalnya berjalan tenang, kini tercoreng oleh aksi-aksi brutal yang diduga dilakukan untuk menggoyang kekuatan ARASKA.
Para pendukung pasangan calon ini berharap agar pihak berwajib segera mengungkap dalang di balik intimidasi yang keji ini.
Editor : Darwis
Follow Berita Tapakbatas.com di Google News