Tapakbatas.com – Buronan polisi, mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami ditangkap.
AKP Andri Gustami ditangkap lantaran terlibat jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. Juga menjerat selebgram asal Palembang, Adelia Putri Salma dan suaminya David.
Oknum polisi tersebut masuk satu dari 39 tersangka jaringan narkoba yang dikendalikan Fredy Pratama sebagai kurir spesial.
“Benar, dia (AKP Andri Gustami) masuk dalam jaringan (narkoba Fredy Prama) tersebut,” kata Direktur Ditresnarkoba Polda Lampung Kombes Pol Erlin Tangjaya, Rabu (13/9/2023).
Menurut dia, keterkaitan oknum anggota polisi tersebut terkait dengan jaringan narkoba yang dikendalikan Khadafi alias Davis, suami dari tersangka Adelia Putri Salma, selebgram asal Kota Palembang yang ditangkap Ditnarkoba Polda Lampung.
“Dia (Andri) dalam jaringan tersebut berperan sebagai kurir spesial,” kata Kombes Erlin Tangjaya.
Setelah menjabat Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami telah dimutasikan lagi ke Yanma Polda Lampung.
Mengenai keterlibatan oknum polisi yang pernah menangani kasus narkoba tersebut dalam jaringan narkoba yang dikendalikan tersangka Fredy Pratama dan David, Erlin belum bisa memaparkan.
“Nanti kami informasikan lagi,” katanya.
AKP Andri Gustami, lulusan Akpol angkatan 2012. Dia pernah menjabat kanit Resmob Polres Lampung Utara. Pada 2019, menjabat kasat Narkoba di Polres Lampung Utara.
Pada 2023, menjabat kasat Reskrim Polres Metro, yang sebelumnya kasat Reskrim Polres Tulangbawang Barat.
Terakhir, kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, dan dimutasi ke Yanma Polda Lampung.
DPO Fredy Pratama terkait dengan peredaran narkoba jenis sabu dan ekstasi dalam jaringan internasional.
Fredy masuk dalam jaringan narkoba kelas kakap yang 400-an laporannya masuk ke kepolisian sejak tahun 2020.
Bareskrim Polri hingga kini masih terus memburu otak peredaran narkoba yang beroperasi di Indonesia, Thailand, dan Malaysia bernama Fredy Pratama.
Diduga yang bersangkutan telah menjalani operasi plastik terhadap wajahnya untuk menghindari kejaran aparat penegak hukum.
“Ada kemungkinan dia mengubah wajah muka ya. Ya mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri,” ujar Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa saat dijumpai usai konferensi pers di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023).
Namun demikian, Brigjen Mukti Juharsa memastikan bahwa Fredy adalah orang Kalimantan Selatan. Sejak 2014 silam yang bersangkutan masuk daftar pencarian orang (DPO).
Meski masih buron, Mukti mengeklaim telah membredeli seluruh jaringan miliknya. Bahkan, pihaknya telah menangkap pasukannya yang menjaga wilayah penyebaran sabu dan ekstasi di barat dan timur.
“Semua asetnya di Kalsel, Jawa Timur, di Jogjakarta, di Kalteng, semua kita sita semua. Di Kalsel semua habis (aset) dan Bali,” tutur Mukti.
Mukti melanjutkan, Fredy tidak hanya pemalsu identitas, penampung keuangan, dan pengendali keuangan. Total barang bukti yang disita dari jaringan yang terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama sebanyak 10,2 ton sabu.
Nilai barang bukti narkoba dan aset TPPU nilainya cukup fantastis yaitu sekitar Rp 10,5 triliun selama 2020-2023. Sehingga dengan demikian, kata Mukti, pihak kepolisian tinggal menangkap Freddy.
“Jadi lengkap ini, tinggal tangkap dedengkotnya saja, Freddy Pratama,” tegas Brigjen Mukti Juharsa.
Editor : Ian