Tapakbatas.com – Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi mengonfirmasi adanya dugaan serangan siber terhadap layanan perbankan.
Namun Hery membantah bila serangan tersebut meminta sejumlah uang tebusan.
“Kami temukan ada indikasi serangan siber. Kami ada temporary switch off untuk memastikan sistem aman, tapi tidak ada tebusan ya,” ucapnya
Hery menjelaskan perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik perihal dugaan serangan siber tersebut.
Adapun dalam proses normalisasi layanan, tim IT BSI bekerja sama dengan Tim IT Bank Mandiri dan tentunya berkoordinasi secara intens dengan berbagai pihak terkait, baik regulator BI, OJK, pemegang saham maupun lembaga pemerintah.
Sementara itu, kelompok peretas LockBit Ransomware mengaku bertanggung jawab atas serangan ke BSI.
LockBit mengaku telah mencuri sejumlah informasi dari BSI.
“Kami juga ingin menginformasikan, telah meretas 1,5 terabite data pribadi,” tulis LockBit lewat surat ancamannya seperti dikutip kicauan @darktracer_int, Sabtu (13/5/2023).
Adapun sejumlah informasi yang berhasil diretas LockBit yakni ;
Sembilan database yang terdiri atas informasi pribadi dari 15 juta nasabah dan info pegawai (nomor telepon, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah akun, nomor kartu, transaksi dan lebih banyak lagi).
Kemudian dokumen finansial, dokumen legal, NDA. Dan semua password internal dan eksternal yang digunakan oleh bank.
LockBit Ransomware memberikan waktu 72 jam untuk menegosiasikan masalah ini.
“Kami memberikan wakktu ke manajemen bank 72 jam untuk mengontak kami dan menegosiasikan masalah ini,” tulis LockBit
Tertulis dalam surat ancamannya itu tenggat waktu 15 Mei 2023, pukul 21:09:46 UTC.
Menurut klaim LockBit Ransomware mereka menyerang BSI pada 8 Mei lalu.
Serangan itu mengganggu semua layanan BSI. Pihak manajemen bank, klaim LockBit tidak memberikan informasi sebenarnya kepada pelanggan dan hanya mengatakan bahwa ada ‘teknis gangguan’.
Editor : Ian