Tapakbatas.com – Beredar rekaman suara dokter PPDS Undip, Aulia Risma Lestari sebelum meninggal bunuh diri diduga akibat perundungan.
Dalam rekaman suara yang diunggah oleh Narasi TV itu, terdengar suara dokter PPDS Undip Aulia Risma mengaku dipaksa bekerja selama 24 jam.
Pengakuan Aulia Risma itu disampaikan almarhumah kepada ayahandanya, Moh Fakhuri.
Kepada sang ayah, Aulia awalnya mengaku sulit bangun dari tempat tidur lantaran tiap bangun sekujur badannya sakit semua.
“Tiap aku bangun tidur tuh pah, badan sakit semua pah, punggung sakit semua. Bangun harus pelan-pelan. Kalau enggak pelan-pelan, aku nggak bisa bangun,” kata Aulia Risma, dikutip dari rekaman suara yang diunggah akun X @NarasiNewsroom, Selasa, 27 Agustus 2024.
Tak hanya bangun dari tempat tidur, Aulia juga mengaku susah minum air di bangsal rumah sakit tempatnya ditugaskan oleh PPDS Undip lantaran dirinya tak diperbolehkan ke minimarket atau kantin di RS itu.
“Aku saja tadi mau minum itu susah, di bangsal minum nggak bisa. Akhirnya aku minta tolong CS (costumer service), terus aku kasih uang 50 ribu. Aku minta nitip minum buat dia belikan minum,” ungkap dokter Aulia Risma.
“Karena aku nggak boleh ke minimarket, nggak boleh ke kantin sama sekali pah,” sambungnya.
Selain itu, Aulia juga mengatakan kepada ayahandanya bahwa program di PPDS Undip sangat kacau.
“Pah, bener-bener yah pah di sini tuh (PPDS Undip) programnya kacau-kacau,” tuturnya.
Ia pun mengaku kepada ayahnya bahwa dirinya dipaksa kerja selama 24 jam, padahal rekannya di PPDS UNS tak diwajibkan bekerja selama satu hari penuh.
“Aku tanya teman yang di UNS, nggak 24 jam pah. Aku nggak tahu aku bisa apa nggak pah,” bebernya.
Sebelumnya, kasus kematian dokter PPDS Undip Aulia Risma Lestari (30) yang disebut meninggal bunuh diri akibat aksi bullying seniornya membuat heboh publik.
Aulia diketahui meninggal bunuh diri saat wanita ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) dan ditugaskan praktik di RSUP dr. Kariadi Semarang.
Korban pun dikabarkan meninggal bunuh diri lantaran tidak tahan dengan beban kerja dan aksi perundungan yang dialaminya saat menjalani PPDS di Undip tersebut.
Namun, kabar itu dibantah oleh pihak Rektorat Undip. Rektor Undip, Suharnomo menegaskan bahwa kabar soal Aulia Risma Lestari meninggal bunuh diri akibat perundungan tidaklah benar.
“Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah terkait dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami hal tersebut tidak benar,” ujar Suharnomo lewat keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Menurut Suharnomo, almarhumah memang memiliki masalah kesehatan yang memengaruhi proses belajarnya di perguruan tinggi dan pernah berniat untuk melemahkan dirinya.
Akan tetapi, pihaknya tidak menyampaikan secara detail masalah kesehatan yang dialami oleh dokter PPDS Undip Aulia Risma tersebut.
“Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dan privasi almarhumah, kami tidak dapat menyampaikan secara detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan,” ujarnya. (***)
Follow Berita Tapakbatas.com di Google News