Tapakbatas.com- Ketua KPK Setyo Budiyanto mengungkap adanya indikasi kuat praktik korupsi yang melibatkan proyek-proyek fiktif dan manipulasi data sebagai biang keladi kebocoran APBN yang mencapai Rp309,2 triliun pada Oktober 2024.
“Kami melihat adanya pola permainan lama yang terus diulang: proyek siluman, penggelembungan anggaran, rekayasa spesifikasi, hingga pengadaan yang tidak dibutuhkan sama sekali,” ujar Setyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, modus-modus tersebut menunjukkan adanya kerja sama sistematis antara pihak-pihak tertentu, termasuk aktor di dalam birokrasi yang tunduk pada instruksi atasan tanpa mempertanyakan integritas kebijakan yang dijalankan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, Setyo menilai jika fenomena kebocoran anggaran ini terus berulang dan dianggap hal biasa, maka akan membentuk pola budaya korupsi yang mengakar.
“Kalau dibiarkan, ini bisa berubah menjadi budaya dan dianggap sebagai bagian dari kearifan lokal,” tegasnya.
Sebagai langkah penanggulangan, KPK mendorong upaya serius pemulihan kerugian negara.
Selama tahun 2024, KPK mencatat telah berhasil memulihkan aset negara senilai Rp739,6 miliar melalui mekanisme uang pengganti, penyitaan aset hasil korupsi, hingga hibah dan pemanfaatan barang rampasan negara.
“KPK akan terus mendorong agar aset yang berasal dari tindak pidana korupsi bisa kembali dimanfaatkan negara dan masyarakat,” pungkasnya.
Editor : Darwis
Follow Berita Tapakbatas.com di Google news
