Peristiwa

Longsor di Toraja, Belasan Warga Dikabarkan Tertimbun

×

Longsor di Toraja, Belasan Warga Dikabarkan Tertimbun

Sebarkan artikel ini
Proses evakuasi warga korban longsor di obyek wisata Pango-pango Toraja Utara
Proses evakuasi warga korban longsor di obyek wisata Pango-pango Toraja Utara

Tapakbatas.com- Tepatnya di kawasan wisata Pango-pango Tanah Toraja, terjadi longsor pada, Sabtu (13/4/2024)

Menurut informasi yang dilansir dari Tribun Toraja, belasan hingga puluhan warga yang tinggal di sekitar Pango-pango dilaporkan tertimbun longsor.

Meskipun belum menerima laporan resmi dari pihak berwenang terkait musibah ini.

Namun foto-foto yang beredar menunjukkan sejumlah orang sedang dievakuasi dari timbunan longsor.

Beberapa pekan terakhir, Toraja Raya, yang mencakup Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, telah dilanda hujan deras.

Obyek Wisata Pango-pango adalah daerah dataran tinggi yang dikelilingi oleh pohon pinus dan wilayah perkebunan kopi serta cengkeh.

Objek wisata ini terletak di area Gunung Pango-pango, Kelurahan Pasang, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam Pango-pango bisa mendirikan tenda di hutan pinus.

Objek wisata ini buka setiap hari dengan harga tiket masuk yang terjangkau, hanya sekitar Rp10.000 per orang untuk menikmati keindahan alamnya sepanjang hari.

Di Pango-pango, tersedia fasilitas gazebo dan toilet bagi para pengunjung.

Longsor  yang menutupi Jalan Poros, Hujan deras yang mengguyur Kota Palopo, sejak Senin (8/4/2024) sore membuat tebing di jalan trans Palopo-Bastem Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang longsor, Selasa (9/4/2024) dini hari.

Tanah longsor dan pepohonan yang terbawa longsor menutupi jalan trans Palopo-Bastem sehingga akses jalan lumpuh total.

Warga sekitar, Hamru (53) mengatakan longsor terjadi setelah hujan deras yang terjadi pada Senin (8/4/2024) sore hingga malam hari.

“Siang tadi warga dari sejumlah desa di Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu tidak dapat melintas menggunakan kendaraan roda empat ke arah Kota Palopo,” kata Hamru, Selasa (9/4/2024).

Warga sekitar melakukan pembersihan jalan agar masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua dan hendak mudik maupun sekedar melintas dapat melalui jalan itu.

“Kami berusaha membuka akses kecil atau jalan setapak menggunakan alat seadanya agar kendaraan roda dua  bisa melintas, sambil menunggu bantuan alat berat dari pemerintah Kota Palopo,” ujarnya.

Sementara, warga sekitar yang bernama Windah (36) mengatakan longsor sudah sering terjadi di titik yang sama.

“Sudah sering terjadi, bahkan bulan ini sudah dua kali tapi longsor terparah hari ini karena sampai banyak pohon yang jatuh juga, ” kata Windah kepada Wartawan Selasa (9/4/2024).

Karena jalan yang sulit diakses, Windah yang hendak melintas harus berjalan kaki menuju rumahnya yang berada diatas longsoran.

Sebelumnya, kampung Windah yakni Desa Buntulobo dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua meskipun berada diatas gunung yang longsor.

Namun, karena adanya musibah tersebut ia terpaksa harus berjalan kaki ke rumahnya yang cukup jauh dari titik longsoran. (***)

Editor :Dento