Tapakbatas.com-Alih fungsi lahan di Kabupaten Gowa semakin tak terkendali, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan aktivis lingkungan. Senin (12/8/2024)
Di berbagai kecamatan, pembangunan rumah-rumah baru terus menjamur, meski banyak yang diduga kuat tidak memiliki Pengesahan Bangunan Gedung (PBG) yang seharusnya menjadi syarat mutlak.
Fenomena ini tak hanya merusak ekosistem pertanian, tetapi juga mengancam kelestarian lingkungan di daerah tersebut.
Ironisnya, meski berbagai laporan dan keluhan sudah disampaikan kepada dinas-dinas terkait, tak ada langkah konkret yang diambil untuk menertibkan pembangunan ilegal ini.
Forum Komunikasi Lintas Lembaga dan Pers, yang aktif memantau situasi ini, menyebut bahwa tindakan dinas terkait terkesan lamban dan bahkan tak ada sama sekali.
Kondisi ini menimbulkan kecurigaan bahwa para pejabat setempat telah ‘masuk angin’ sebuah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pejabat yang diduga menerima suap atau tekanan dari pihak tertentu.
“Jika mereka tak berani bertindak, kita patut curiga ada apa di balik semua ini,” ungkap Ahmad Rana, SH, Direktur YBH KOMPAK.
Menurutnya, banyak pihak yang meyakini bahwa para pengembang besar di Gowa telah ‘melicinkan’ jalan mereka dengan memberikan komisi atau suap kepada pejabat-pejabat terkait.
“Dengan uang, mereka bisa membangun apa saja, bahkan di lahan yang seharusnya dilindungi,” tambahnya.
Kritik serupa juga datang dari Ketua Umum LSM KONTRAK, Ir. Edy Lawa Gondrong, yang menyayangkan sikap pasif DPRD Kabupaten Gowa.
“Kami sudah ajukan surat permohonan Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk membahas masalah ini, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. Ada apa sebenarnya?” tanyanya.
Di sisi lain, Hertasmin Dg. Gau, SE, Ketua Umum L-PACE, menegaskan bahwa jika pemerintah terus bungkam, pihaknya akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran.
“Jika hari ini tak ada tanggapan, kami akan turun ke jalan. Kami tak akan tinggal diam melihat lahan pertanian kita dihabisi oleh beton dan pembangunan liar,” ujarnya tegas.
Dengan kondisi ini, masa depan lahan pertanian di Gowa semakin suram.
Jika tak ada tindakan nyata dari pemerintah, Gowa mungkin akan kehilangan identitasnya sebagai daerah pertanian yang subur, digantikan oleh hutan beton yang semakin menggila.
Editor : Darwis
Follow Berita Tapakbatas.com di Google News