Peristiwa

Beringas, Aksi Debt Collector AdaKami, Teror Nasabah hingga Bunuh Diri

×

Beringas, Aksi Debt Collector AdaKami, Teror Nasabah hingga Bunuh Diri

Sebarkan artikel ini
Beringas, Aksi Debt Collector AdaKami, Teror Nasabah hingga Bunuh Diri
Beringas, Aksi Debt Collector AdaKami, Teror Nasabah hingga Bunuh Diri

Tapakbatas.com – Seorang nasabah bunuh diri usai diteror dari Debt Collector (DC) pinjaman online (pinjol) AdaKami.

Peristiwa tersebut dibagikan oleh akun @rakyatvspinjol yang dilihat pada Rabu 20 September 2023

Akun tersebut mengunggah tangkapan layar cerita korban pinjol aplikasi AdaKami yang mengakhiri hidupnya.

Diceritakan bahwa terdapat keluarga korban yang mengaku mendapatkan teror brutal dari DC pinjol legal AdaKami

Dari teror tersebut korban inisial K nekat mengakhiri hidupnya karena merasa tertekan.

“Keluarga saya bunuh diri, karena tidak mampu membayar di AdaKami. Teror dan cacian hingga menjurus ke pemecatan dari pekerjaan membuatnya makin terpuruk,” tulis pihak korban dalam unggahan tersebut.

Korban ini sudah memiliki istri dan seorang balita perempuan yang baru berusia 3 tahun.

Petaka korban diawali pada saat K mencoba mengajukan pinjaman sebesar 9,4 juta di platform tersebut.

“K (korban) meminjam uang di AdaKami sebesar 9,4 juta dan harus mengembalikan 18 jutaan hampir 19 juta,

Ketika K memiliki kesulitan pembayaran dan telat bayar, mulai lah teror DC AdaKami berdatangan,” tulis akun @rakyatvspinjol.

Buntut teror DC AdaKami menyebabkan K dipecat dari kantornya.

Korban sendiri merupakan seorang pegawai honorer di salah satu kantor pemerintahan yang terikat kontrak selama 5 tahun, namun harus dipecat setelah teror AdaKami kerap mengganggu kinerja operator telepon perusahaan tersebut.

Setelah dipecat, korban semakin dibuat tertekan karena terus mendapatkan teror untuk melakukan pembayaran. Di sisi lainnya, keluarga korban tengah dilanda krisis perekonomian.

Tak hanya sampai situ, keluarga korban juga disebut mendapatkan teror lainnya berupa order fiktif gojek/gofood.

Pesanan fiktif itu dalam satu hari disebut bisa berdatangan 5-6 kali dan beberapa diantaranya ada yang memaksa harus dibayar.

Saat itu, K berusaha memulangkan istrinya ke rumah orang tuanya agar terhindar dari teror. Namun, istri korban menolak untuk pulang kembali karena takut dihantui berbagai teror.

Kondisi korban kemudian semakin dibuat tertekan akibat teror dan konflik yang terjadi di dalam keluarganya.

Tak lama setelah percobaan untuk mediasi dengan sang istri agar pulang kembali ditambah teror DC AdaKami yang terus berlanjut, K memutuskan mengakhiri hidupnya.

“K menghembuskan napas terakhirnya pada bulan Mei 2023. Setelah K bunuh diri dan meninggal, apakah teror DC AdaKami berhenti? Jawabannya tidak,” tambah akun tersebut.

Akibat teror yang disebut masih terus berlanjut kendati korban sudah meninggal.

AdaKami tetap tidak percaya korban sudah meninggal dan menyebut catatan kematiannya dipalsukan.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari mengatakan saat ini sedang proses pemanggilan AdaKami.

“Sedang proses pemanggilan oleh tim perlindungan konsumen,” katanya.

Setali tiga uang, Deputi Komisioner Perlindungan OJK Sarjito juga mengatakan sedang melakukan pemanggilan kepada AdaKami, dan masih mendalami pemberitaan yang heboh di sosial media tersebut.

“Soal AdaKami sedang didalami,” ujarnya.

Menanggapi pemberitaan viral tersebut, Brand Manager AdaKami Jonathan Kiss angkat bicara.

Dia mengatakan bahwa saat ini manajemen sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut agar bisa melakukan investigasi lebih dalam.

Jonathan pun mengimbau masyarakat agar segera melapor dan mengumpulkan bukti lengkap jika ada tindakan penagihan yang melanggar SOP.

“AdaKami turut prihatin mendengar kabar tersebut. Saat ini pihak kami telah menghubungi pemilik akun @rakyatvspinjol untuk minta keterangan lebih lanjut dan mengumpulkan fakta agar dapat melakukan investasi lebih mendalam,” ujar Jonathan dalam keterangan tertulis.

“Saat ini kami juga masih berusaha untuk mendapatkan nama korban ataupun keluarga korban yang diceritakan untuk dapat dilakukan konfirmasi agar dapat dilakukan investigasi yang secara menyeluruh,” pungkasnya.

 

 

Editor : Ian