Tapakbatas.com – Dalam rapat mediasi yang digelar Disdik Makassar di SD Inpres Toddopuli 1, orangtua siswa menyinggung soal baliho menyesatkan yang beredar.
Baliho tersebut bertuliskan, “Kami pengurus komite, orangtua siswa dan guru. Tolak Zusanti jadi kepala sekolah SD Inpres Toddopuli 1” demikian bunyi baliho itu
Tak hanya baliho, persoalan mogok kerja yang dilakukan oleh oknum-oknum guru pun disentil oleh orangtua siswa dalam mediasi itu.
Sejumlah orangtua siswa menolak baliho Kepsek Zusanti yang ingin dilengserkan itu. Dan memprotes oknum-oknum guru yang ingin mogok mengajar di sekolah.
“Kami orangtua murid menolak Kepsek diperlakukan seperti itu oleh guru guru itu.” teriak sejumlah orangtua siswa di dalam rapat antara Kepsek, orangtua murid dan Kadis Pendidikan yang tidak dihadiri oknum-oknum guru tersebut, Sabtu (10/6/2023)
Sebagian guru mogok mengajar dan membawa baliho penolakan atas Kepsek SD Inpres Toddopuli 1 ke DPRD kota Makasar
“Sementara ada Disdik Makassar kenapa harus ke dewan kenapa tidak ke Disdik?” protesnya orangtua siswa ke Kadis Pendidikan.
Kadis Pendidikan Makassar, H.Muhyiddin yang mendengar protes orangtua siswa itu memberikan tanggapan positif
“Tidak dibenarkan itu, tidak ada alasan mogok mengajar hanya untuk mendemo kepseknya. dan kenapa ke dewan kenapa tidak ke dinas pendidikan? ini yang tidak saya benarkan jangan sampai hal ini ditunggangi politik.” kata Muhyiddin menjawab protes orangtua murid
Diberitakan sebelumnya, Forum Koalisi Rakyat Bersatu (F-KRB) menyoroti soal undangan mediasi yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar di SD Inpres Toddopuli 1.
Undangan mediasi itu ditujukan kepada Kepsek SD Inpres Toddopuli 1 Makassar, sejumlah oknum guru, Ketua Komite Sekolah dan Orangtua murid, Sabtu (10/6/2023).
Tujuan undangan yang dibuat Dinas Pendidikan Makassar dan dihadiri oleh Kepala Dinas guna untuk memediasi terkait polemik pungli juga kisruh antara Kepsek dengan sejumlah oknum guru dan Ketua Komite.
“Jangankan Kepsek, undangan Kadis saja oknum guru tak hargai” ujar Bima kepada media ini, Sabtu (10/6/2023)
Acara mediasi yang digelar di SD Inpres Toddopuli 1 Makassar dihadiri oleh Kepsek Zusanti, Kadisdik, Dewan Komite dan Orangtua murid, sementara oknum-oknum guru dan Ketua Komite tak ada.
“Saya salut sama pak Kadis berupaya menengahi polemik ini namun sayangnya oknum guru dan ketua komite tak hadir” ungkapnya
Bima mengatakan, sejumlah orangtua murid yang hadir kompak memprotes oknum oknum guru tersebut. Orangtua murid tersbeut baru bisa legah menyampaikan kisi kisinya lantaran didengarkan oleh Kadisdik H.Muhyiddin.
“Dari pertemuan ini saja sejumlah orangtua murid blak-blakan terkait penyelewengan oknum oknum guru. Artinya dengan ini saja sudah jelas membuktikan mereka bersalah dan menghindari mediasi tersebut” kata Bima
Orangtua murid kata Bima meminta kepada Kadisdik menyatakan sikap untuk mengambil tindakan tegas. Bukan baru lagi, sejumlah orangtua murid mulai merasa geram
“Mediasi tadi banyak orangtua siswa geram dan protes. Sehingga mereka meminta kepada Kadis untuk menyingkirkan virus-virus perusak” bebernya.
Kendati demikian, F-KRB akan tetap mengawal kasus pungli dan sejumlah kasus lainnya yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum guru demi menutupi penyelewengan itu.
“Termasuk penamatan SD kelas 6 yang digelar di hotel mewah Makassar tadi (10/6/2023), itu diduga hasil pungutan Rp 500 ribu per siswa dan bagaimana peruntukkannya serta kelebihan harga hotel tersebut” pungkasnya
(Tim)